Ibu Umi Harti, S.Pd. bersama peserta didik

Ibu Umi Harti, S.Pd. bersama peserta didik foto bersama seusai pentas pelepasan peserta didik di akhir tahun

Pelepasan Anak Didik

Tampilan awal sebelum acara dimulai

Tari Mentog-mentog

Mentog-mentog tak kandani......

Kegiatan Kartini

Memeriahkan hari Kartini

Foto bersama

Guru,karyawan beserta anak foto bersama seusai pentas akhir tahun

Selasa, 01 November 2016

Pemetaan Tema TK

Minggu, 09 Oktober 2016

ENTRY DATA OPS PAUD

Kamis, 08 Januari 2015

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak  usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.
Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).
Untuk informasi selengkapnya, bisa dibuka laman resmi Direktorat PAUD di http://paud.kemdikbud.go.id/main

2015 Indonesia Bebas Tuna Aksara

Jakarta-PAUDNI. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menargetkan pada 2015 Indonesia sudah terbebas dari tuna aksara. Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat saat ini masih ada 3,6 juta jiwa masyarakat Indonesia yang belum bisa membaca dan berhitung.
Untuk itu pemerintah khususnya Kemdikbud menyiapkan langkah strategis guna menjawab tantangan tersebut. Salah satunya diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 86 Tahun 2014, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar pada 8 Agustus 2014 lalu.
Permendikbud ini didalamnya mengatur kerangka dasar dan struktur kurikulum yang digunakan untuk memberantas tuna aksara yaitu dengan memberlakukan sebanyak 114 jam pelajaran keaksaraan yang terdiri atas 80 jam keterampilan membaca dan menulis serta keterampilan berhitung sebanyak 34 jam.
Penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dasar ini diikuti oleh mereka yang berusia 15-59 tahun yang masih belum bisa membaca, menulis dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan mereka yang belum memiliki keterampilan berhitung.
Dengan struktur itu diharapkan kedepannya ada tiga capaian yang terpenuhi yaitu capaian pada ranah sikap, capaian pada ranah pengetahuan dan capaian keterampilan.
Pada capaian ranah sikap diharapkan lulusan pendidikan keaksaraan dasar memiliki perilaku dan etika yang mencerminkan sikap beriman dan bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari. Untuk ranah pengetahuan capaiannya berupa penguasaan pengetahuan cara berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan kemampuan berhitung yang biasa digunakan dalam hidup bermasyarakat.
Sementara capaian ranah keterampilan targetnya adalah para lulusan pendidikan keaksaraan mampu berbahasa Indonesia dan keterampilan berhitung dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya Permendikbud ini, diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama masyarakat usia produktif yang berdaya saing.
(Dian Vita N/HK)

Sabtu, 03 Januari 2015

Tampilan RKH

Jumat, 02 Januari 2015

RKH Semester 2

Khusus untuk rekan-rekan guru Taman Kanak-Kanak yang menginginkan contoh RKH ( Rencana Kegiatan Harian ) Semester 2 bisa unduh di bawah ini :


Air , Api dan Udara
Alam Semesta 
Alat Komunikasi 
Pekerjaan
Rekreasi
Tanah Airku

Sabtu, 27 Desember 2014

Keaksaraan Untuk Semua


Keaksaraan Untuk Semua

Pendidikan keaksaraan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi hak-hak dasar warga negara di bidang pendidikan, sekaligus sebagai upaya pemenuhan hak-hak asasi manusia. Pendidikan keaksaraan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas warga masyarakat dalam hal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Dalam hal ini, pendidikan keaksaraan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peserta didik hingga mencapai kemampuan basic literacy.

Pendidikan keaksaraan dengan pendekatan keaksaraan fungsional diharapkan dapat memberikan keterampilan praktis yang diarahkan pada peningkatan kualitas masyarakat di bidang ekonomi, terutama dalam rangka mendapatkan nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pelaksanaan pendidikan keaksaraan diupayakan semakin terarah, terencana, dan berkelanjutan agar sejalan dengan program pengentasan kemiskinan. Program pendidikan keaksaraan dengan penekanan pada peningkatan kecakapan hidup (life skills) harus dapat dilaksanakan sesuai dengan standar keaksaraan yang jelas dan terukur.

Dengan demikian, hasil-hasil yang diperoleh dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas masyarakat pada umumnya, peningkatan produktivitas kelompok sasaran pada khususnya. Untuk selanjutnya, perlu diperkuat pengembangan dan pelaksanaan program AKRAB(AKsaRa Agar Berdaya) sebagai adopsi dan adaptasi program LIFE (literacy Innitiative for Empowerment) di Daerah.  

Program pendidikan keaksaraan, Indonesia telah mencapai 50% pada tahun 2008 dari target yang ditetapkan pada Konvensi Dakar tahun 2015. Angka melek huruf pada tahun 2011 telah mencapai 95,2%.